twitter rss

65 tahun Indonesia, 3 tahun Teater Langit Ngalam

Hikmah Kereta Terlambat

Satu pekan yang lalu, tepatnya di Kamis, 29 Juli 2010 aku dan keluarga pergi ke Jakarta untuk menghadiri perniakahan ponakan aku. Ya begitulah nasib, ponakan aku udah nikah duluan, tapi malah om-nya ini kelihatannya masih jauh dari jodoh, hehe... Kami memutuskan untuk menggunakan transportasi darat, yaitu kereta api Senja Kediri Bisnis.

Dan sesuai dengan jadwal, kereta berangkat dari stasiun Madiun pukul 19.15 WIB.Pukul 23.30 sudah mulai memasuki stasiun Semarang Poncol dan dari sinilah "penyiksaan" ini dimulai.

Kereta masih menunggu kedatangan kereta lain dari arah Barat, karena jalur yang digunakan hanya satu, sehingga kita harus sabar untuk bergantian. 1 Jam berlalu dan situasi masih belum berubah.

Akhirnya jam 1 dini hari kereta mulai bergerak kembali. Sekitar 5 menit sudah masuk stasiun Semarang Tawang dan akhirnya kereta harus berhenti lagi. Detik berganti detik, menit berganti menit, tapi keadaan masih belum berganti. Sekitar pukul 3 dini hari aku mulai kehilangan kesadaran, rasa kantuk sudah menguasai diri aku. Akhirnya aku menyerah, merebahkan tubuh di kursi yang kosong dan mulai memejamkan mata

Jam 6 pagi, mata mulai terbuka, terdengar suara ibu yang membangunkan aku karena belum sholat subuh. Sudah sampai mana ini? biasanya subuh sudah sampai Cirebon. Dan aku sampai terbelalak, hilang semua kantuk setelah tau kalo kereta ini belum meninggalkan Jawa Tengah sejak semalam. Wah ada apa ini!?

Dengan penuh rasa penasaran aku hanya bisa tunduk dan mengikuti saja alur yang meliku-liku sepanjang rel bersama kereta ini. Hari semakin beranjak siang, belum ada kepastian sampai kapan aku harus terus berada di kereta ini. Padahal jadwal tiba di stasiun Senen Jakarta yang terpampang di tiket adalah pukul 06.30. Oh God...

Aku sudah mulai bosan dengan duduk saja, aku berpindah ke pintu gerbong kereta, dekat dengan sambungan antar gerbongnya. Kereta berjalan hanya sekitar 5-10 menit berpindah dari stasiun 1 ke stasiun selanjutnya. Dan setelah itu berhenti 1-2 jam. Para penumpang yang lain memanfaatkan waktu ini untuk turun dari kereta mencari sarapan, mencuci muka atau bahkan mandi dan ada yang hanya mencari udara segar diluar kereta, seperti halnya aku. Sudah lebih dari 12 jam sejak keberangakatan kami dari Madiun, apalagi yang berangkatnya sejak dari Kediri jam 5 sore kemarin, hmm... seperti apa wajah mereka ya..!? ^_^v

Kereta mulai berjanan, dan aku masih bergelantungan di pintu gerbong (tapi gak kayak monyet loh!). aku penasaran, abis dapat kabar kalo ternyata ada yang anjlog jam 1 dini hari tadi, seperti apakah itu!?

Tiba-tiba suasana di  kereta mulai heboh, ada yang berteriak-teriak histeris. Terdengar ada yang menyebut "Subhanallah", "Masya Allah", dan sebagainya. Sejenak aku perhatikan diantara suara-suara tersebut, dan terdengar kata "laut". Wah emang ada laut disini!? Mana? Gak ada gitu!? Aku sampai celingukan di pintu tapi yang ada hanya tebing, lereng gunung dan hutan saja. "Bukan disitu, tapi sebelah sini!", kata seorang penumpang yang lain. Aku langsung menoleh, dan ternyata benar. Wah... Laut.... Subhanalah betapa luasnya... Laut Jawa yang luas!

Buat temen-temen yang penasaran, ini aku bawakan oleh-olehnya :



Ajaib! Seketika rasa lelah dan penat yang melanda serasa hilang semua. Wah seandainya kita bisa berhenti dan bermain-main di laut sungguh betapa senangnya. Sudah bertahun-tahun aku tidak melihat laut, seingatku terakhir aku pergi ke Paris a.k.a Pantai Parangtritis Jogja tuh kelas 2 SMA, sudah 5 tahun yang lalu.

Tanpa diduga kereta mulai melambat dan berhenti di stasiun Plabuan Gringsing, tepat dipinggir laut. Tanpa berpikir panjang langsung melompat turun dari gerbong dan berlari menuju laut yang hanya berjarak sekitar 10 meter saja. Wah senangnya... Penumpang lain yang juga ikut turun hanya duduk-duduk saja di dekat kereta, tapi setelah tau aku berlari ke laut dan bermain-main disana, mereka akhirnya pada ikutan, haha...



Sayang kakak aku gak mau ikut, padahal jarang-jarang loh. Akhirnya aku bawakan saja beberapa kulit kerang yang banyak numpuk di pinggir laut, sebagai kenang-kenangan. Ya mungkin inilah yang bisa kita sebut sebagai hikmah dari semua ini. Hikmah dari kereta terlambat.

Sebenarnya semua kereta yang ke arah Barat atau Timur melalui Semarang pasti melewati jalur ini, tapi biasanya lewatnya sekitar jam 2 atau 3 dini hari, jadi banyak yang gak menyadari kalo kita lewat pinggir laut karena gelap dan mungkin tertidur pulas. Mungkin hanya mendengar suara ombak saja yang menderu-deru.

Dan ternyata di daerah pinggir laut tadi ada rel yang anjlog seperti berita yang aku dengar dan juga bertepatan dengan adanya pergantian bantalan rel kereta api yang sebelumnya terbuat dari kayu diganti dengan beton karena sudah pada dimakan usia. Ya, mungkin ini termasuk peninggalan mbah londo, penjajah negara kita yang berkuasa lebih dari 350 tahun.

Akhirnya pukul 16.00 kami sampai di Bekasi, turun dan langsung menuju rumah mami sebutan kami untuk memanggil budhe dari keluarga ibu, sedangkan untuk pakdhe kami panggil mamak.

Pukul 17.00 kami sampai di rumah mami, akhirnya bisa mandi, makan, istirahat dan tidur dengan nyaman setelah menempuh perjalanan lebih dari 22 jam. Luar Biasa kawan...!