twitter rss

KETIKA CINTA BERTASBIH 2


Dan akhirnya hari ini datang juga, Kamis, 17 September 2009, dimana saat ini adalah tayangan premier film Ketika Cinta Bertasbih 2 di seluruh bioskop-bioskop se-Indonesia. Alhamdulillah jugsa saya telah menikmati alur film tersebut bersama teman-teman di hari ini di MATOS 21. Walaupun harus rela mengantri tiket sampai 3 jam, semuanya itu telah terbayarkan dengan nikmatnya berenang di alur cerita yang berkualitas tinggi ini. Dan ini merupakan film yang ditayangkan pertama kali di Malang, bahkan tadi tuh roll film-nya juga baru datang. Saya memilih jam tayang film pada 12.30 WIB, jadi gak sampai terputus karena berbuka atau lainnya, dan selesai pula dengan tepat.

Saya, Iqbal, Ahmed, dan Hafidz sangat terharu sekali dengan alur ceritanya, hingga di saat adegan-adegan tertentu saya sempat merasa ingin sekali menangis, bahkan salah satu temenku ini benar-benar menangis. Sungguh luar biasa. Ya mungkin ini ada sekilas cerita tentang film KCB 2 ini yang saya dapatkan dari group KCB 2 di FB :

*****

FILM pertama Ketika Cinta Bertasbih menyisakan sejumlah pertanyaan yang akhirnya terjawab tuntas di film kedua yang mulai tayang pada 17 September hari ini. Menurut sutradara Chaerul Umam, konflik dan dramatisasi akan lebih berkembang sehingga dapat dinikmati pembaca novel, penonton setia, maupun penonton baru.

”KCB 2 lebih dramatis. Didukung skenario penuh konflik, tapi tidak kasar. Bukan konflik emosional yang meledak-ledak. Tetapi lebih kepada konflik seseorang dengan nasibnya,” ujar sutradara KCB Chaerul Umam dalam konferensi pers di Planet Hollywood Jakarta,belum lama ini.

Umam juga mengungkapkan bahwa karakter-karakter di dalam KCB 2 tumbuh dengan maksimal. Lalu, ada pula tokoh-tokoh baru yang membuat filmnya kian berwarna. Karakter sentral, Azzam, kini digambarkan harus melawan ego dan konflik dalam batinnya. ”Saya harus menyelesaikan konflik dalam diri, termasuk keluarga, dan pencarian jodoh,” cerita pemeran Azzam, Kholidi Asadil Alam.

Azzam yang kehilangan ayahnya, harus memangku tugas sebagai imam dalam keluarga. Sementara itu, dirinya pun tersudut dalam pencarian jodoh. ”Dalam pencarian jodoh, banyak nilai-nilai yang tidak diketahui orang. Di sinilah diungkapkan bagaimana perjodohan Islam sebenarnya,” beber pria berparas manis ini.

Kisah di film kedua memang berangkat dari Azzam yang dilanda kecewa karena ditinggal menikah Anna Athafunnisa (Oki Setiana Dewi) yang dinikahi Furqon (Andi Arsyil Rahman). Dirinya pun bertemu dengan Vivi (Asmirandah), dokter cantik yang baru saja lulus dari Universitas Diponegoro.

Antusiasme keluarga Azzam menjelang pernikahannya justru membawa bencana. Ibundanya meninggal, dan lagi Azzam kecelakaan hingga harus dirawat di rumah sakit. Azzam pun membebaskan Vivi untuk menikah dengan siapa saja. Kini tinggalah Azzam terus mencari siapa yang akan menjadi mempelai perempuannya.

Dia meminta tolong kepada Ustad Lutfi (Deddy Mizwar) agar dicarikan jodoh. Proses pencarian jodoh ini kadang getir, namun sesekali mengundang tawa. Perkembangan karakter diikuti juga dengan kualitas akting para pemainnya. Hal ini dialami oleh Oki. Jika syuting KCB dia merasa belum maksimal, kini dia sudah menemukan bentuknya.

”Pada KCB 2 saya sudah menemukan ritme dan enggak kaget lagi. Perannya lebih emosional, marah, nangis, dan tegas juga, sedangkan di KCB pertama lebih banyak diam,” kata wanita cantik ini. Alice Norin, pemeran Eliana mengaku mendapat ”hidayah” dalam KCB 2. Dia mengenakan jilbab.

”Perubahan besar ya itu, mendapat hidayah untuk mengenakan jilbab,” sebutnya. Meski tampak cantik dengan jilbab, perwajahan itu diperuntukkan untuk Eliana saja. Alice pribadi belum siap. Menurut Chaerul Umam, mereka yang belum menonton film pertama KCB, tidak perlu khawatir untuk langsung melompat ke KCB 2.

”Meski tidak menonton KCB, film ini masih bisa dinikmati secara utuh,”tutur Chaerul Umam. Ditambahkan produser Danny Sapawi dari SinemArt, ”Semua pertanyaan di KCB dapat dijawab di KCB 2.Sutradara Chaerul Umam sudah maksimal mengangkat novel ini kedalam bentuk visual.”Dua edisi KCB mengadaptasi isi novelnya dengan sangat baik, sesuai keinginan penulis buku Habbiburahman El Shirazy.

KCB disebutkan oleh Danny, berhasil menyedot perhatian lebih dari tiga juta penonton. ”Kami harapkan untuk KCB 2, juga sama. Mudah-mudah terus bertambah. Targetnya sih 4 juta,” kata Denny. Angka penjualan tiket KCB1 diharapkan masih akan bertambah. Sementara untuk KCB 2, pihaknya tetap merencanakan film ini diputar di 7 negara.

SAKSIKAN DI BIOSKOP KESAYANGAN ANDA!!!!!

*****

Nah, itu tadi sekilas cerita tentang KCB 2. Sekarang saya kasih bonus deh, ada original soundtrack KCB yang bisa di donwload :

01. Melly Ft. Amee Title Hits Song "Ketika Cinta Bertasbih".
02. Melly Title Hits Song "Ya Habibi".
03. Score Title Hits Song "Menanti Cinta".
04. Score Title Hits Song "Tbac".
05. Score Title Hits Song "Menanti Cinta Shuffle".
06. Score Title Hits Song "KCB Guitar".
07. Ayushita Title Hits Song "Tuhan Beri Aku Cinta".
08. Score Title Hits Song "Habibi".
09. Krisdayanti Title Hits Song "Menanti Cinta".
10. Score Title Hits Song "KCB".
11. Score Title Hits Song "Arabian".
12. Score Title Hits Song "Tbac Guitar"
13. MELLY GOESLAW ~ Haramkah

untuk download full album klik :
klik gambar di atas untuk download


Oke, semoga bermanfaat buat kita semuanya...


**********
*UPDATE*
**********

buat temen-temen yang belum nonton KCB 1,


nih aku kasih link buat download :

klik gambar di atas untuk download



************
*UPDATE 2*
************

Nah, ini dia yang ditunggu-tunggu... yang belum nonton KCB 2, bisa langsung download disini :



klik gambar di atas untuk download



Mengabadikan Momentum

Hmm... jika membaca judul tulisan ini, mungkin sebagian temen-temen pasti teringat akan sebuah judul buku yang cukup terkenal di kalangan "kita". ya.. buku tersebut berjudul "Menyiapkan Momentum" karya Rijalul Imam. Tapi tulisan ini gak ada hubungannya kok dengan buku tersebut, hanya judulnya aja yang sedikit menyerempet (emang sengaja sih) dengan buku tersebut.

Menurut saya, kata "mengabadikan" bisa diartikan menjadi mendokumentasikan alias mengarsipkan, atau mm... (mikir bentar), ya seperti itulah. Sedangkan kata "momentum" dapat diterjemahkan sebagai suatu kejadian atau peristiwa di masa atau waktu atau saat tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa mengabadikan momentum adalah ya mengabadikan momentum itu sendiri. halah... (mekso).

Susunan kata "mengabadikan momentum" tersebut muncul di kepala saya saat saya dalam perjalanan menuju pulau Madura, dimana saya harus menghadiri kegiatan Musyawarah Regional FoSSEI Jawa Timur yang bertempat di Universitas Trunojoyo, Bangkalan, Madura. Saat itu saya bersama akh Isa dan teman-teman rombongan yang lain sedang mencoba mengambil gambar alias mengabadikan dalam gambar aktivitas kita di dalam perjalanan. Kejadian-kejadian yang ada pada saat tersebut merupakan suatu momen yang harus di abadikan. Nah, dari situlah tercetus dari mulut saya berupa ucapan "mengabadikan momentum", dan sejak saat itu rangkaian kata tersebut terus menghiasi sepanjang perjalanan dan selama kegiatan hingga perjalanan pulang kami.

Mungkin dua kata ini bisa menggantikan istilah "narsis" menjadi lebih halus dan bisa diterima oleh semua pihak, haha...

Mengabadikan momentum adalah merupakan hal penting yang harus dilakukan tiap-tiap dari kita, dan hal ini mempunyai banyak manfaat kedepannya. Mau tahu apa aja sih manfaatnya? Nih, diperhatikan ya!
1. Bisa menjadi kenang-kenangan
2. Bisa menjadi bukti otentik
3. Bisa menjadi media untuk terkenal
4. Bisa menjadi sarana penyaluran bakat narsis
5. dsb..

Mungkin ini salah satu ungkapan yang sering kita dengar juga,

"Gak Narsis, Gak Eksis"

bener gak sih!?!?
hehehe...